Raih 10 Medali, Kota Malang Panen di Cabor Atletik Porprov Jatim 2025 MALANG – Atletik…
UB Kirim Dua Dokter ke Gaza, Wujudkan Misi Kemanusiaan

Rektor UB melepas relawan medis untuk Gaza, simbol kepedulian kampus terhadap Palestina
UB Kirim Dua Dokter ke Gaza, Wujudkan Misi Kemanusiaan
MALANG – Universitas Brawijaya (UB) resmi memberangkatkan dua dokter ke Gaza, Palestina, sebagai bagian dari misi kemanusiaan untuk membantu korban perang. Keberangkatan ini merupakan bentuk kepedulian UB terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di wilayah tersebut.
Rektor UB, Prof. Widodo SSi MSi, menegaskan bahwa UB sebagai bagian dari masyarakat global memiliki tanggung jawab sosial untuk berkontribusi. Ia menyebut tragedi di Gaza sebagai luka nurani dunia yang tak bisa diabaikan.
“Ini bukan sekadar konflik bersenjata, tapi tragedi kemanusiaan. UB tidak tinggal diam. Hari ini kami melepas dua saudara kami untuk bergabung dengan tim medis relawan,” ujar Prof Widodo, Jumat (4/7/2025).
Widodo menambahkan, keberangkatan dua dokter ini menjadi bukti nyata bahwa ilmu harus berpihak pada kemanusiaan. Ia menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung dan berharap keberadaan para relawan bisa memberi manfaat besar bagi masyarakat Gaza.
Sementara itu, Ketua UB Palestine Solidarity, Prof. Dr. dr. Loeki Enggar Fitri MKes, menjelaskan bahwa pengiriman dokter ini merupakan yang pertama kali dilakukan UB. Program ini bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dan Rahmah World Wide.
“Kedua dokter akan bertugas selama dua minggu di Rumah Sakit An-Nasr dan Rumah Sakit Eropa, bergabung bersama empat relawan dokter dari BSMI,” jelasnya.
Selain tenaga medis, UB juga menyerahkan bantuan alat kesehatan yang dihimpun dari donasi civitas akademika senilai sekitar Rp1 miliar. Bantuan itu berupa alat ultrasonografi, jarum anestesi, bone graft, serta obat-obatan.
Sebagian donasi disalurkan melalui BSMI, sementara sisanya akan digunakan untuk program Palestine Solidarity lainnya, seperti advokasi hukum, beasiswa, dan peningkatan kualitas SDM.
“Keikutsertaan ini lahir dari kesadaran intelektual seluruh civitas UB. Karena kebutuhan utama adalah tenaga kesehatan, maka itulah yang kami upayakan,” tutupnya.