Wali Kota Malang Ajak Warga Rayakan HUT RI ke-80 dengan Sederhana dan Merakyat MALANG –…
Menteri Wihaji: 71 Ribu Perempuan di Indonesia Pilih Childfree, Mayoritas Soal Ekonomi dan Pekerjaan

Menteri Wihaji memberikan keterangan pers di Balai Kota Malang terkait fenomena childfree di Indonesia
Menteri Wihaji: 71 Ribu Perempuan di Indonesia Pilih Childfree, Mayoritas Soal Ekonomi dan Pekerjaan
MALANG – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, mengungkapkan bahwa terdapat 71 ribu perempuan di Indonesia yang memilih untuk childfree atau tidak ingin memiliki anak. Pernyataan ini disampaikan saat ia menghadiri kegiatan di Balai Kota Malang, Selasa (12/8/2025).
“71 ribu perempuan Indonesia ingin childfree. Tapi saya meyakini walaupun ingin, insyaallah tidak akan dilakukan,” kata Wihaji.
Berdasarkan penelusuran bersama timnya, Wihaji menjelaskan bahwa pilihan childfree umumnya dipengaruhi beberapa faktor utama. Pertama, alasan perekonomian karena para perempuan ingin tetap fokus bekerja. Kedua, kekhawatiran kehilangan pekerjaan jika memiliki anak. Ketiga, pandangan bahwa anak bukan merupakan sumber kebahagiaan utama.
Meski demikian, Wihaji menegaskan bahwa di Indonesia, childfree bukanlah pilihan yang diakomodasi oleh pemerintah. Namun, ia menghormati keputusan setiap individu yang memilih jalan tersebut.
Ia menambahkan, pemerintah akan memberi perhatian serius terhadap fenomena ini. Salah satu langkah yang diambil adalah mewajibkan tempat kerja, baik di instansi pemerintah, BUMN, maupun perusahaan swasta, menyediakan fasilitas khusus untuk mengasuh anak selama jam kerja.
“Pemerintah harus hadir. Karena itu kami membuat program Tamasya, taman asuh sayang anak, untuk menjawab kekhawatiran para ibu,” jelasnya.
Program Tamasya, lanjut Wihaji, merupakan bentuk fasilitas penitipan anak yang disiapkan pemerintah atau pihak korporasi. Dengan konsep mirip daycare, program ini diharapkan membuat perempuan yang memiliki anak kecil tetap dapat berkarya.
“Kami sudah bekerja sama dengan enam kementerian untuk menyukseskan program Tamasya,” ujarnya.