Skip to content

Pengelolaan Sampah Berkelanjutan oleh Mahasiswa UMM di Desa Ampeldento: Dari Ecopabrik hingga Pupuk Kompos

Pengelolaan Dampah Berkelanjutan
Pengelolaan dampah berkelanjutan

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) adalah implementasi lanjutan dari penelitian yang dilakukan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan tema Bhaktiku Negeri. Program ini merupakan perluasan konsep dari Program Kuliah Kerja Nyata (KKN), yang bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan memberikan pengalaman berharga bagi para mahasiswa.

Kegiatan PMM akan berlangsung dari Juli hingga Agustus 2024, dan akan diikuti oleh sebagian besar mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Program PMM Bhaktiku Negeri adalah bagian penting dari perjalanan pendidikan tinggi yang terintegrasi. Program ini menghidupkan pendekatan pembelajaran praktis yang menguntungkan komunitas dengan memberikan siswa pengalaman berharga melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi berbagai inisiatif secara bersamaan.

Bertepatan pada bulan Juli 2024, Gelombang 7 Kelompok 16 PMM UMM 2024 telah dimulai dengan anggota kelompok tim PMM yaitu Jago Yudha Muhammad C.P.R. (202210340311199), Nisyya Salsabilah (202210140311297), Tussina Bilqis Sakinah (202210140311087), Azura Kejora Bumi Wijaya (202210140311119), dan Dyana Saputra (202210140311081) yang didampingi oleh dosen pembimbing lapang (DPL) Ir. Mahar Faiqurahman, S.Kom, M. Kegiatan PMM yang dilaksanakan di lokasi SD Negeri 1 Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur dengan tema Eksplorasi Kreativitas Pemberdayaan Lingkungan. Salah satu program utamanya adalah pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk kompos dan sampah anorganik menjadi ecobrik.

Langkah awal dalam menjalankan program kerja kami yaitu dengan pemisahan sampah berdasarkan jenisnya. Sampah organik, yang terdiri dari sisa makanan, daun, dan bahan alami lainnya, dikumpulkan dan diolah menjadi pupuk kompos.

Pupuk kompos ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan kesuburan, sehingga dapat digunakan dalam pertanian atau kebun rumah tangga. Proses pembuatan kompos melibatkan dekomposisi bahan organik melalui aktivitas mikroorganisme, yang secara bertahap mengubah sampah menjadi humus yang kaya nutrisi.Di sisi lain, sampah anorganik, seperti plastik dan bahan-bahan tidak terurai lainnya tersebut dikumpulkan, dipilah, dan diolah menjadi ecobrik.

Ecobrik merupakan bentuk pengolahan sampah plastik yang dimasukkan ke dalam botol plastik bekas hingga isiannya padat, sehingga botol tersebut kokoh dan dapat berfungsi sebagai penyangga meja. Ecobrik ini dapat membantu mengurangi volume sampah plastik yang mencemari lingkungan. Dengan dua pendekatan ini, program pengelolaan sampah tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai tambah dari limbah, mendorong keberlanjutan dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya.

Ecobrik menawarkan pendekatan kreatif dan praktis untuk menangani masalah sampah plastik yang semakin mendesak. Kegiatan yang melibatkan seluruh perkerja di TPS Ampeldento berhasil mengurangi ratusan sampah botol dan plastik menjadi ecobrik yang memiliki nilai seni dan jual yang tinggi. Kegiatan ini juga tidak hanya belajar tentang mengelola sampah plastik tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kebersihan lingkungan. Serta, menciptakan kesempatan edukasi bagi para pekerja TPS untuk memahami cara yang efektif dalam mengelola sampah anorganik. Hal ini mendukung pelestarian lingkungan dan mempromosikan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

Selain pemanfaatan sampah anorganik, sampah organik juga bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, Proses ini dimulai dengan pengumpulan berbagai jenis bahan organik, seperti sisa makanan, daun kering, potongan sayuran, dan limbah pertanian. Bahan tersebut akan dicampurkan dengan cairan EM4 untuk melalui tahap pencacahan dan proses dekomposi. Cairan EM4 dapat membantu mempercepat proses pengomposan dan meningkatkan kualitas kompos. Tumpukan bahan organik yang telah dicampur dengan EM4 kemudian dibiarkan dalam keadaan tertutup atau diaduk secara berkala selama kurang lebih dua minggu.

Selama periode ini, proses dekomposisi berlangsung secara aktif, dan mikroorganisme bekerja untuk menguraikan bahan organik menjadi kompos yang kaya akan nutrisi. Kegiatan ini melibatkan seluruh anggota TPS di Desa Ampeldento, di mana mereka bekerja sama untuk mengelola bahan organik, memantau proses pengomposan, dan memastikan bahwa kompos yang dihasilkan berkualitas baik. Melalui usaha kolektif ini, Desa Ampeldento tidak hanya berhasil mengurangi jumlah sampah organik, tetapi juga menyediakan pupuk yang bermanfaat untuk memperbaiki kualitas tanah dan mendukung pertanian lokal, serta berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.

Selama kegiatan pengolahan sampah di Desa Ampeldento, yang mencakup pembuatan ecobrik dari sampah anorganik dan pembuatan pupuk kompos dari sampah organik, telah berhasil memberikan dampak positif yang signifikan. Dengan mengubah limbah menjadi produk berguna, Desa Ampeldento tidak hanya mengurangi volume sampah yang mencemari lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas tanah.

Usaha kolektif ini mencerminkan komitmen kami dan warga Desa Ampeldentoterhadap pengelolaan sampah yang berkelanjutan, memperkuat ketahanan lingkungan, dan mendukung pertanian lokal, sekaligus menciptakan nilai ekonomi tambahan bagi masyarakat.

Back To Top